Dampak Covid-19 bagi Pelajar SD di Desa
Oleh : Naufal
Azizul Umam
Indonesia
adalah salah satu negara yang terdampak covid-19, Penyakit Corona virus 2019 (
COVID-19 ) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut
corona virus 2 (SARS-CoV-2) sehingga berdampak pada aktivitas terutama siswa
sekolah dasar. Menurut penelitian Neilsen yang berjudul “Race Against the
Virus, Indonesian Consumer Response toward Covid 19”Mengungkapkan bahwa
sebanyak 50% masyarakat Indonesia mulai mengurangi aktivitas di luar rumah, dan
30% diantaranya mengatakan bahwa mereka berencana untuk lebih sering berbelanja
online. Begitu juga pada proses belajar mengajar dilaksanakan dari rumah bahwa
bekerja juga dilakukan dirumah agar mengurangi kasus covid 19.
Pengaruh
Covid-19 pada pelajar cukup signifikan terutama pelajar Sekolah Dasar. Proses
pembelajaran di sekolah merupakan alat kebijakan public sebagai upaya
peningkatan pengetahuan dan skill. Banyak siswa yang menganggap sekolah adalah
kegiatan yang sangat menyenangkan, mereka bisa berinteraksi dengan teman.
Sekolah dapat meningkatkan keterampilan sosial karena sekolah adalah media
interaksi antara guru dan siswa. Tetapi sekarang kegiatan yang bernama sekolah
berhenti secara tiba-tiba karena adanya pandemi. Dalam keadaan yang normal saja
ketimpangan pendidikan masih banyak, dengan hadirnya wabah Covid yang sangat
mendadak membuat system pendidikan di Indonesia merubah system menjadi daring.
Namun banyak sekali kendala yang dihadapi terutama pada bidang teknologi,
banyak sekali kendala yang dihadapi pada saat pembelajaran daring diantaranya
adalah :
1.
Penguasaan Teknologi Guru dan siswa
terbatas
Kondisi guru di
Indonesia tidak seluruhnya paham penggunaan teknologi, ini bisa dilihat dari
guru-guru yang lahir tahun sebelum 1980-an. Kendala teknologi informasi
membatasi mereka dalam menggunakan media daring. Dengan adanya pandemi ini pula
guru tidak dapat menjalankan peranannya dalam tangung jawab secara penuh karena
keterbatasan ruang dan waktu. Selain itu pula dampak yang dirasakan guru yaitu
tidak semua mahir menggunakan teknologi internet atau media sosial sebagai
sarana pembelajaran Peralatan dan infrastruktur yang tidak memadai
Peralatan
pendukung teknis jelas mahal. Di banyak Indonesia, guru masih berada dalam
situasi ekonomi yang mengkhawatirkan. Kesejahteraan guru dan siswa menghalangi mereka untuk
memanfaatkan sepenuhnya sarana dan
prasarana IT yang sangat dibutuhkan dalam bencana Covid19 ini.
2.
Akses Internet Terbatas
Jaringan
internet tidak benar-benar merata di pelosok negeri. Tidak semua institusi, memiliki akses internet. Bahkan jika ada pun jaringan internet belum bisa mengkover
media daring
3.
Penyediaan anggaran yang tidak siap
Biaya juga
menjadi kendala, karena aspek kesejahteraan guru dan siswa belum diantisipasi. Jika mereka
menggunakan kuota internet hingga untuk
memenuhi kebutuhan media online, jelas mereka tidak mampu membelinya.
Meskipun terdapat dilema dalam menggunakan media online ketika Menteri
Pendidikan mendorong peningkatan produktivitas, keterampilan dan kemampuan
finansial guru dan siswa tidak bergerak ke arah yang sama. Negara
belum ada secara keseluruhan untuk menutupi biaya yang dimaksud.
Proses Pembelajaran Siswa
Proses
pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat kegiatan interaksi antara
guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif
untuk mencapai tujuan belajar. Di dalam proses pembelajaran, guru dan siswa
merupakan dua komponen yang tidak bisa dipisahkan. Antara dua komponen tersebut
harus terjalin interaksi yang saling menunjang agar hasil belajar siswa dapat
tercapai secara optimal seperti yang diharapkan. Menurut pendapan lain
pembelajaran dapat diartikan sebagai usaha atau proses belajar mengajar dalam
rangka terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.
Efektif adalah
perubahan yang membawa pengaruh, makna dan manfaat tertentu. Pembelajaran yang
efektif ditandai dengan sifatnya yang menekankan pada pemberdayaan siswa secara
aktif. Pembelajaran menekankan pada penguasaan pengetahuan tentang apa yang
dikerjakan, tetapi lebih menekankan pada internalisasi, tentang apa yang
dikerjakan sehingga tertanam dan berfungsi sebagai muatan nurani dan hayati
serta dipraktekkan dalam kehidupan oleh siswa. Serta menyiapkan perangkat
tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik, dengan
memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal yang berperanan terhadap rangkaian
kejadian-kejadian internal yang berlangsung di dalam peserta didik. Berdasarkan
penjelasan diatas maka dapat kita pahami bahwa proses pembelajaran merupakan
suatu usaha guru dalam mendidik peserta didiknya dengan melakukan interaksi
yang dapat menunjang pengetahuan siswa dengan penyiapan materi serta
unsur-unsur dalam manajemen proses pembelajaran agar terciptanya proses yang
efektif serta efisien sehingga membuat para peserta didik aktif dalam merespon
apa yang diberikan guru. Pembelajaran dapat dibedakan ke dalam dampak langsung
atau dampak instruksional dan dampak tak langsung atau dampak kegiatan
pembelajaran yang telah diprogramkan semula. Sedangkan dampak iringan muncul
sebagai pengaruh dari terjadi pengalaman lingkungan belajar.
Peranan Guru
dalam pembelajaran daring kurang efektif di lingkungan sekolah dasar. Maka dari
hal itu perlu adanya evaluasi dari kemendikbud mengenai mekanisme pembelajaran
daring agar efektif.
Kerugian Proses Penilaian Pada Siswa
Jika sekolah
atau kampus ditutup, akan ada kerugian mendasar bagi siswa. Banyak ujian
mengharuskan siswa untuk mengikuti ujian dalam kondisi normal. Karena pengaruh
Covid19, dapat diambil secara mendadak, ujian dapat dibatalkan, atau dapat
ditunda. Evaluasi di sekolah mungkin tampak kurang mendesak, tetapi informasi
evaluasi sangat penting bagi keluarga. Beberapa pihak menganggap hilangnya informasi
penilaian terhadap siswa sangat penting bagi keberlangsungan masa depan
siswanya. Misalnya, keterampilan membidik dan keterampilan khusus siswa yang
seharusnya dievaluasi karena ini akan
mempengaruhi perkembangan tahun depan, dapat memperoleh banyak keterampilan
tahun ini, tetapi untuk siswa yang tidak, akan hilang.
Simpulan
Berdasarkan Pengamatan
lapangan disimpulkan bahwa ada 2 dampak Covid-19 bagi pembelajaran daring di
Sekolah Dasar :
1.
Dampak positifnya siswa menjadi
belajar daring adalah siswa menjadi lebih dekat dengan keluarga, siswa lebih
mandiri, orang tua bisa mengawasi secara langsung, komunikasi siswa dengan
keluarga lebih akrab, siswa belajar tentang teknologi belajar online,
menyadarkan para orang tua beratnya guru mengajar anaknya.
2.
Dampak negatif Covid -19 bagi pembelajaran
daring di Sekolah dasar sebagai berikut : Siswa yang tidak mempunyai koneksi
internet susah untu mengikuti belajar online, guru kurang maksimal dalam
penyampaian materi, kuota internet menjadi boros karena menggunakan internet,
siswa susah mengikuti anjuran guru karena terbatas ruang dan waktu, siswa
merasa bosan karena tidak bisa bertemu secara langsung dengan teman sekelas.
Daftar Pustaka
Fakhrurrazi, F.
(2018). Hakikat Pembelajaran Yang Efektif. Jurnal At-Tafkir, Vol 11 ,No.1, hlm.
85-99.
Purwanto, A.,
Pramono, R., Asbari, M., Budi Santoso, P., Mayesti Wijayanti, L., Chi Hyun, C.,
& Setyowati Putri, R. (2020). Studi Eksploratif Dampak Pandemi COVID-19
Terhadap Proses Pembelajaran Online di Sekolah Dasar. Jurnal EduPsyCound Vol.
2, No 1, hlm 1-12.
Rustaman.
(2001). Keterampilan Bertanya dalam Pembelajaran IPA. Jakarta: Depdiknas
Suwito, A.
(2016). Pendekatan Parade Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar
Peserta Didik Tentang Materi Sistem Pemerintahan Melalui Pemanfaatan Media
Voucher Pada Kelas Xii Ips 2 Sma Negeri 1 Lasem. Jurnal Civis, Vol.5 No. 2,
hlm. 843– 854.
Sunhaji.
(2014). Konsep Manajemen Kelas Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran. Jurnal
Kependidikan, Vol.2, No.2 hlm. 30-46.