Sabtu, 03 November 2018


Mencari makna tentang “Menjadi anak kampung yang tak kampungan”

  Kata-kata tersebut tercetus oleh Beliau seorang yang menyebut dirinya sendiri Presiden jangkrikers karena mungkin dia merasa sangat krik-krik. Masih menjadi pertanyaan bagi saya sendiri apa si bangganya menjadi anak kampung sampai seorang presiden jangkrikers menjadikan anak kampung sebagai suatu kebanggaan sendiri.Menurut mereka yang belum pernah hidup dikampung mungkin menganggap bahwa hidup di kampung biasa saja malahan bisaa jadi membosankan.karena jauh dari kota,jauh dari Mall,jauh dari cafe. Tetapi anggapan itu disalahkan oleh presiden jangkrikers sebut saja mas Pullunk,dia menjadikan makna anak kampung sebagai kebanggan tersendiri karena bagi Mas pullunk kampung adalah tempat merangkai sebuah harapan dan kenangan. kayaknya si begitu hehe.Bagi saya sendiri memang benar, kampung adalah tempat merangkai harapan dan kenangan.Karena disanalah saya belajar banyak hal,salah satunya adalah sebuah pertemanan  yang sangat mengasyikan.Hari minggu adalah hari yang sangat ditunggu-tunggu kami,bukan malam minggu yang ditunggu para muda mudi berpasangan tapi malam yang kelabu bagi para jomblo eh.Sudah lupakan saja tentang jomblo
  Bagi kami anak kampung hari minggu adalah hari yang ditunngu-tunggu,pada hari itulah kami bisa bermain sepuasnya karena hari libur,kami memulai dengan sebuah rencana,mau kemanakah kita hari ini? nyeser dikali? Apa dus-dusan nang kedung mati? Atau lutisan? Apa kita nonton TV saja nonton dragon ball,konan,power rangers dan masih banyak lagi film mengasyikan kala itu.Miris sekali ketika melihat film-film jaman sekarang yang banyak tidak mendidik.film Azab saja menjadi bahan candaan kan tidak lucu,lupakan saja lah.
  Saya dibesarkan di sebuah kampung atau dusun kecil bernama Ngasinan,kenangan demi kenangan tercipta disana,disanalah saya dibesarkan di lingkungan yang mendukung sekali dalam bidang agama tetapi masih tetap melestarikan budaya turun temurun.Tetapi akhir akhir ini ada yang sangat berbeda dengan alam di ngastina pura ,tak seindah dulu karena proyek-proyek besar menghancurkan dan mengambil kekayaan yang tak mungkin diperbaharui.ya semoga saja alam tak akan enggan bersahabat dengan kita.
   Ngasinan selalu memberikan banyak arti,terutama arti Rindu,sejauh apapun kepergianku aku selalu ingin pulang,bagaimana kabar astina wahai Pullunk merindukan bulan,apakah masih tetap menjadi anak kampung yang tak kampungan.





Semarang,3 November 2018



Tidak ada komentar:

Posting Komentar